SENIOR GMKI CAB PALEMBANG

Home | About GMKI Cabang Palembang | List of Senior Members | GMKI Insight | From Senior Members | Contact Person

GMKI on History

 

GMKI adalah sebuah organisasi kepemudaan (OKP) yang berdiri pada tanggal 9 Februari 1950. Cikal bakal berdirinya GMKI dimulai dari pergerakan mahasiswa pada sekitar tahun 1920-an dengan dibentuknya Batavia Christeliike Studenten Vereninging. Dan pada tahun yang sama, untuk pertama kalinya di Indonesia, dilangsungkan konferensi pemuda Kristen di Bandung yang dihadiri oleh sekretaris jendral World Student Christian Federation (WSCF) yaitu Dr. John Mott. Konferensi ini kemudian berlangsung secara annual, dan pada konferensi tahun 1932 dibentuk sebuah organisasi baru bernama Christian Student Verininging pada tanggal 28 Desember, dan yang menjadi ketua pertamanya adalah Dr. J. Leimena. Organisasi ini kemudian disebut dengan CSV op Java. Kemudian di sekitar awal-awal kemerdekaan Indonesia, dilangsungkan sebuah pertemuan di STT Jakarta yang dihadiri oleh mahasiswa Kristen Indonesia. Yang kemudian membentuk PMKI (Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia). Dua organisasi mahasiswa Kristen ini (CSV op Java dan PMKI) mengalami ketegangan, terutama dalam masa-masa revolusi. Kemudian, setelah dilangsungkan perjanjian damai antara Indonesia dengan Belanda, kedua organisasi ini bersatu dengan nama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia pada tanggal 9 Februari 1950.

 

Pada tahun-tahun awal, GMKI dipimpin oleh Dr. J. Leimena (yang merupakan ketua pertama dari CSV op Java), yang kemudian beralih ke Dr. J.E. Siregar dan Tine Frans sebagai ketum dan sekjen. Pada 1950, GMKI berperan penting dalam pembentukan Pesekutuan Gereja Indonesia (PGI).

 

Tahun 1953, GMKI menjadi Affiliated Movement (full members) dari WSCF, ketika diadakan General Assembly di Nasrapur India.

 

Pada tahun 1960-an, sempat muncul isu bahwa GMKI adalah underbow dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Dikarenakan banyak anggota dan bekas anggota GMKI berada di Parkindo.

 

Rencana kudeta PKI pada tahun 1965 dan sebelumnya, membuat adanya polarisasi dalam GMKI. Hal ini ditegaskan ketika Kongres ke-12 di Kupang, yang hanya dihadiri oleh 22 cabang. Padahal ketika Kongres ke-11 di Tana Toraja, yang menghadiri kongres berjumlah 76 cabang.

 

Tahun 1972, GMKI, bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menyepakati sebuah dokumen yang disebut Kesepakatan Cipayung I, yang kemudian melahirkan kelompok Cipayung. Setahun kemudian, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bergabung dengan kelompok ini.

 

Tahun 1973, GMKI bersama sejumlah pengurus pusat OKP lainnya menandatangani deklarasi pemuda yang melahirkan Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI).

 

Dengan hengkangnya HMI dari Kelompok Cipayung karena perbedaan pandangan, maka terbentuklah Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) yang terdiri dari organisasi pemuda berlatar belakang Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Katolik.

 

Sebagai suatu organisasi yang bisa dibilang sudah mapan, dari segi struktur dan historikal, GMKI mempunyai visi dan misi. Visi dari GMKI adalah : "untuk menyatakan kehadiranNya dalam pemberitaanNya dankehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada Alkitab, yang menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juru Selamat di dalam keesaan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan perdamaian, keadilan, dan kebenaran di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara". Sedangkan misi dari GMKI adalah :

 

 

1.            Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari

2.            Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia, dan gereja.

3.            Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dalam menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran, dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

Tri Matra GMKI : Masyarakat, Gereja, Perguruan Tinggi

Tri Panji GMKI : Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian

sekian....